Renungan: MANUSIA YANG BERMANFAAT by Drs Hermanto R

     Ketika masih belia dulu, kita sering ditanya orang, apa cita cita kita kalau sudah besar. Ingin berguna (bermanfaat) bagi orang lain, bangsa dan agama, begitu kita menjawabnya dengan lugas dan santai. Saat itu tak pernah terlintas dalam pikiran kita sebuah pernyataan, seperti apa konsep orang yang bermanfaat itu sebenarnya? Dan secara jujur kita belum pernah mendengar riwayat maupun makna
diatas yang menggariskan agar kita jangan menyusahkan/menyulitkan orang lain, bahkan sampai dianggap menjadi benalu. Bagaimana kita memahami makna yang tersimpan didalamnya? Manusia yang bermanfaat adalah insan yang inovatif, kreatif, mandiri, dan memiliki jiwa sosial tinggi untuk mencoba membantu menyelesaikan permasalahan diluar dirinya.

Dalam bahasa sederhana, orang yang bermanfaat dapat disamakan dengan seorang pahlawan. Bidang garapannya bisa menyentuh semua lapisan sisi kehidupan. Dari gagasan ini kita bisa menangkap, standar orang lain yang bermanfaat belum tentu orang yang pendidikannya tinggi, orang kaya maupun orang yang jabatannya bergengsi. Orang yang bermanfaat bisa muncul kapan dan dimanapun tanpa dibentuk, namun lahir karena panggilan nuraninya  sendiri. Singkat kata, manusia bermanfaat bisa dimaknai sebagai “orang yang seakan–akan sudah bisa meng-arifi  tujuan dan hakekat hidup yang sebenarnya”.

Selain itu, setidaknya terdapat tiga hal yang menandakan orang tersebut bisa dikatakan bermanfaat dalam pergaulan kehidupan bermasyarakat. Pertama, hidupnya senantiasa dicari orang karena kemampuan pribadinya. Maksudnya bukan dikejar–kejar layaknya penjahat, perampok, maupun buron pihak keamanan. Namun orang memerlukannya karena dia memiliki keterampilan tersendiri dan masyarakat membutuhkannya, sebab dia memiliki kelebihan khusus dibanding lainnya. Dengan catatan, karunia Allah SWT tersebut dimanfaatkan pada jalan yang diridhoi-NYA.

Kedua, kalau menderita sakit diperhatikan orang. Sakit adalah bagian dari siklus kehidupan manusia dan penderitaannya perlu mendapatkan perawatan (He...he... tidak hanya BKM yang punya siklus). Mengingat orang yang bermanfaat itu hidupnya seringkali dibutuhkan orang, maka apapun yang menimpa dirinya/keluarganya bahkan menjadi perhatian orang lain. Misalnya ketika dia sakit, masyarakat  dengan sendirinya menyempatkan diri memperhatikan dengan cara menjenguk dan mendoakannya agar lekas diberi kesembuhan.

Ketiga, apabila dia meninggal dunia, mayoritas orang akan merasa kehilangan dengan kepergiannya. Semua manusia akan mengalami kematian yang datangnya tidak bisa diperkirakan. Oleh karena itu, sudah semestinya kita  senantiasa berbuat baik terhadap siapapun dan mencurahkan segala anugerah yang kita miliki dijalurNya. Pada akhirnya seperti ungkapan yang sudah memasyarakat “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati menyisakan gading, dan manusia mati meningalkan nama”.

Dari ungkapan dan rangkaian kata di atas, marilah bersama–sama kita renungkan  agar kita mampu menjadi manusia yang bermanfaat.   Semoga.... (red)


Comments

  1. Pak, tulisan ini dikirim yukk ini ke redaksi web PNPM Perkotaan. ^_^
    Nanti saya tayang nanti di bagian artikel.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PRA MWT XXIII BKM ARTA KAWULA

GIAT DONOR DARAH

Musyawarah Warga Tahunan Tutup Buku Tahun 2022