Hajatan Besar Di Tahun 2014
Kita sebagai warga negara diminta partisipasinya untuk
memilih, mulai dari presiden, gubernur, bupati/wali kota, sampai ketua RT dan
RW, adalah pemimpin bagi setiap warganya. Seorang pemimpin merupakan faktor
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kita mesti
menyiapkan diri dan berpikir kritis dalam memilih pemimpin.
Berikut ini beberapa tip-s untuk memilih pemimpin yang
tepat.
1. Memiliki ketakwaan. Moral pemimpin yang bersumber
pada Pancasila yang terpenting adalah "ketakwaan". Pemimpin yang
bertakwa pasti mampu memimpin dan mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance). Moral yang dimiliki seorang pemimpin akan menumbuhkan rasa malu
akan perbuatan salah yang tidak sesuai dengan aturan. Ketakwaan yang dimiliki
seorang pemimpin mendorong mereka taat dan patuh serta takut akan perbuatan
salah dan dosa. Ketakwaan juga mendorong seseorang pemimpin konsisten
menjadikan agama yang dianutnya sebagai point of reversence dalam melaksanakan
tugas kepemimpinannya. Ketakwaan melahirkan seorang pemimpin yang mampu
menghargai pekerjaan orang lain, mengakui kemampuan orang yang dipimpin, dan
menghormati mereka sebagai abdi negara yang sama-sama bekerja untuk negara.
2. Memilih pemimpin yang transparan dalam
kepemimpinannya, ramah, dan bersikap terbuka. Dengan transparansi juga, rakyat
akan percaya pada pemerintah. Selain itu, carilah pemimpin yang bersikap
terbuka, yaitu yang mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka dalam
situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
3. Memilih pemimpin yang jujur dan adil Kita mesti
memilih pemimpin yang jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri maupun orang
lain. Jujur dengan kekuatan yang dimiliki, sadar akan kelemahan dalam dirinya,
serta berusaha memperbaikinya. Selain itu, seorang pemimpin haruslah bersikap
adil, tidak hanya mengutamakan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, tetapi
juga kepentingan seluruh rakyat yang dipimpinnya.
4. Memilih pemimpin yang pandai dan cerdas. Antara
orang pandai dan orang cerdas tidaklah sama. Orang pandai adalah orang yang
dapat menjawab semua persoalan dengan ilmunya, seperti kecerdasan berhitung dan
ilmu teknologi yang bersangkutan dengan kecerdasan intelektualnya (IQ). Namun
orang cerdas mampu membaca keadaan, mencari kesempatan di tengah kesempitan.
Orang cerdas/arif bijaksana bukan hanya pandai, tapi juga dapat
berpandai-pandai demi kemaslahatan rakyatnya. Itulah beda orang pandai dengan
orang cerdas atau arif dan bijaksana.
5. Memilih pemimpin yang mampu berkomunikasi, semangat
teamwork, kreatif, percaya diri, inovatif, dan mobilitas tinggi. Pemimpin yang
memiliki kemampuan seperti ini akan mampu menstabilkan dan menghapus adanya
kesenjangan antara pemimpin dan yang dipimpin, dalam hal ini warga.
6. Jangan memilih pemimpin yang menjatuhkan atau
mejelek-jelekkan orang lain/pemimpin yang sedang berkuasa. Kalimat yang
demikian dapat kita lihat ketika seorang calon pemimpin menggelar kampanye.
Bila ia senang menjatuhkan dan menjelek-jelekkan orang lain, seolah-olah dialah
orang yang paling benar, jangan pernah memilihnya untuk menjadi pemimpin.
7. Memilih pemimpin yang memiliki rasa kehormatan
diri, kewibawaan, karisma, dan kedisiplinan seorang pemimpin. Dengan demikian,
ia mampu dan mempunyai rasa tanggung jawab pribadi atas semua kebijakannya.
Kita dapat melihat kewibawaan dan karisma/figur seorang pemimpin itu saat ia
berbicara di depan umum dan dalam kepribadian sehari-harinya.
8. Memilih pemimpin yang melakukan kampanye sehat.
Kampanye sehat adalah kampanye tanpa politik uang dan kekerasan. Tujuan yang
baik harus dicapai dengan jalan yang baik. Kalimat itu berlaku juga di dunia
politik. Untuk mencapai suatu jabatan publik, calon pemimpin juga harus
menempuh cara yang baik juga. Jangan sampai ambisi meraih posisi menjadikannya
menghalalkan semua cara.
9. Pilihlah sesuai dengan hati nurani. Jangan pernah
sekali-kali berpikiran untuk Golput (golongan putih) atau tidak memilih. Ingat,
satu suara kita menentukan bangsa dan daerah selama lima tahun yang akan
datang. "Jadilah bangsa yang cerdas, pintar, dan berbudaya".
Salam NKRI!!!
Comments
Post a Comment